JAKARTA – Rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim (PRM) diprediksi tumbuh sebesar 4,5-5,3% di tahun 2023, diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah sebesar 14-16%.
Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur BI Juda Agung di sela acara Sharia Economic dan Financial Outlook (ShEFO) 2023. Menurutnya, hal tersebut berkaca dari kinerja HVC yang nilainya mencapai Rp750 triliun per kuartal III-2022 lalu.
Sejalan dengan pemulihan atau recovery ekonomi nasional, pemulihan kinerja sektor HVC terus berlanjut mulai kuartal I-2022 yang perlahan meningkat hingga kuartal III-2022 sebesar 5,5% (yoy), tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 1,69% (yoy). Pemulihan ini ditopang oleh kinerja sektor pertanian dan PRM yang terus meningkat sepanjang 2022.
- Jadi Biang Kerok Perang Rusia-Ukraina, Putin Sebut Dirinya Tak Akan Bahayakan Nyawa Zelenskyy
- Apakah Pembiayaan untuk Sektor Batu Bara Akan Berhenti demi Transisi EBT? Begini Kata OJK
- MKBD jadi Momok, Satu Sekuritas Lagi Kena Suspensi BEI
“Kami telah menyiapkan beberapa strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan,” kata Juda dikutip Selasa, 7 Februari 2023.
Adapun lima strategi yang dimaksud yakni pertama, pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal.
Kedua, pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah, termasuk pengembangan blended finance seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah.
JAKARTA – Rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) yang terdiri dari sektor pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim (PRM) diprediksi tumbuh sebesar 4,5-5,3% di tahun 2023, diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah sebesar 14-16%.
Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur BI Juda Agung di sela acara Sharia Economic dan Financial Outlook (ShEFO) 2023. Menurutnya, hal tersebut berkaca dari kinerja HVC yang nilainya mencapai Rp750 triliun per kuartal III-2022 lalu.
Sejalan dengan pemulihan atau recovery ekonomi nasional, pemulihan kinerja sektor HVC terus berlanjut mulai kuartal I-2022 yang perlahan meningkat hingga kuartal III-2022 sebesar 5,5% (yoy), tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 1,69% (yoy). Pemulihan ini ditopang oleh kinerja sektor pertanian dan PRM yang terus meningkat sepanjang 2022.
“Kami telah menyiapkan beberapa strategi penguatan untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan,” kata Juda dikutip Selasa, 7 Februari 2023.
Adapun lima strategi yang dimaksud yakni pertama, pengembangan halal value chain melalui penguatan kapasitas pelaku dan model bisnis syariah, termasuk akselerasi proses sertifikasi halal.
Kedua, pengembangan inovasi kebijakan dan instrumen pasar keuangan sebagai alternatif skema pembiayaan serta pendanaan syariah, termasuk pengembangan blended finance seperti integrasi keuangan komersial dan sosial syariah.
Ketiga, penguatan halal lifestyle, melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator serta mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan dunia.
Keempat, akselerasi digitalisasi eksyar diantaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas. Kelima, atta’awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan eksyar ke depan.
Ketiga, penguatan halal lifestyle, melalui dukungan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sebagai strategic initiator serta mendorong Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) menjadi modest fashion rujukan dunia.Keempat, akselerasi digitalisasi eksyar diantaranya halal traceability dengan menggunakan teknologi blockchain dari hulu ke hilir dan akselerasi digitalisasi ZISWAF untuk meningkatkan transparansi dan inklusifitas. Kelima, atta’awun atau sinergi dan kolaborasi sebagai kunci keberhasilan pengembangan eksyar ke depan.