CNN Indonesia
Jumat, 10 Feb 2023 18:00 WIB
Menurut Wapres Ma’ruf Amin, ketika wisatawan mengunjungi masjid bersejarah, itu merupakan bentuk wisata religi, bukan wisata halal. Masjid di Taiwan yang merupakan destinasi religi dan halal bagi wisatawan muslim. (AFP Photo / Mandy Cheng)
Jakarta, CNN Indonesia —
Umat muslim belakangan banyak mengenal istilah wisata halal dan wisata religi. Ada yang kerap menyamakan dua jenis wisata ini, padahal sesungguhnya berbeda.
Lalu, sebenarnya seperti apa bedanya? Wakil Presiden Ma’ruf Amin ketika berada di Istana Kepresidenan Yogyakarta, menjelaskan perbedaan antara wisata halal dengan wisata religi.
Menurut Ma’ruf, ketika wisatawan mengunjungi masjid bersejarah, itu merupakan bentuk wisata religi, bukan wisata halal. Sementara wisata halal yakni saat wisatawan menyambangi seluruh destinasi wisata yang memiliki layanan dan fasilitas halal.
Pilihan Redaksi
Lagi, Harga Tiket Masuk Borobudur Disebut Bakal Naik Jadi Rp150 Ribu
Stasiun Manggarai, Cagar Budaya dan Kisah Pertempuran Melawan “Zombie”
Tamu Mau Pakai Telepon di Kamar Hotel, Bayar Gak Sih?
Dia menuturkan, yang dimaksud destinasi dengan layanan halal adalah apabila terdapat tempat ibadah atau ada restoran halal. Wapres menekankan, perlu ada persamaan persepsi tentang perbedaan kedua istilah wisata halal dan wisata religi.
Ma’ruf berharap tidak terjadi kesalahpahaman di tengah masyarakat mengenai dua jenis wisata itu. “Jadi sebenarnya wisata halal itu layanan yang halal di wisata itu. Itu yang barangkali persepsinya yang keliru,” ucap Ma’ruf di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sabtu (4/2).
Menurut dia, ada orang yang menganggap itu berarti mengubah definisi dari wisata halal menjadi religi, namun dia menyatakan, hal itu hanya perlu diluruskan.
“Perlu diluruskan (persepsi tentang wisata halal), sehingga kita justru dengan melakukan layanan halal itu menarik banyak wisatawan-wisatawan muslim. Karena itu, maka Jepang, Korea, Cina, Taiwan juga melakukan itu,” jelasnya.
Wisatawan muslim ketika berada di negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim, membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibdah dan juga makanan yang terjamin kehalalannya.
Fasilitas dan layanan halal di sebuah destinasi atau tempat wisata itu bagian dari bentuk wisata halal, sehingga wisatawan muslim tidak perlu khawatir ketika makan dan beribadah.
(wiw)